Apa sih sesungguhnya persahabatan, mungkin kalau persahabatan dengan sesama jenis sih ga terlalu banyak menimbulkan pertanyaan tapi bagaiman kalau kemudian menjalin persahabatan dengan lawan jenis, apa mungkin bisa murni disebut persahabatan tho??.
Ada seorang kawan mengatakan bahwa gak ada namanya pria wanita tulus bersahabat dan kalaupun ada pasti sangat langka, karena persahabatan dengan lawan jenis sangat rentan dan berisiko, bisa jadi pemikiran ini terlalu picik, mungkin sebagian orang akan berkata ‘engga kok’ bisa-bisa aja, yang penting tergantung niat dll, malah katanya lebih enak punya sahabat lawan jenis terutama wanita yang sahabatan ma laki-laki katanya dimanjain lah, laki-laki lebih bisa jaga rahasia lah pokoknya banyaklah alasannya.
Tapi pada faktanya persahabatan dengan lawan jenis ini memang sangat rentan dan berisiko memunculkan bentuk baru yang melebihi dari ‘persahabatan murni” itu sendiri ya ujung-ujungnya ternyata ada perasaan lain yang lebih, perasaan cinta, takut kehilangan, ketergantungan, semacam itulah jadilah perasaan itu hadir sebagai sebuah bentuk cinta, banyak kasus kemudian “cinta” ini jadi membuat orang berubah, mungkin saat masih sahabatan tak ada namanya jaim-jaiman, atau marah-marahan atau nuntut ini itu, tapi setelah perasaan itu hadir, maka persepsi kita terhadap “sahabat” pun jadi berubah seiring dengan perubahan dari bentuk hubungan itu sendiri.
Kalau mau melihat lagi aturan agama Islam, Alloh memang Maha Tahu fitrah makhluk-makhluk-Nya, dimana dalamnya ada aturan yang jelas bagaimana pria dan wanita harusnya dalam pergaulan, misalnya adanya larangan berkhalwat alias berdua-duaan, nenek bilang itu berbahaya juga kan, he…he.., trus juga berikhtilat alias campur baur ga jelas, kecuali di tempat umum kayak pasar, otomatis dong laki-laki dan wanita bercampur baur itu sih ga masalah, banyak lah, yang kufahami intinya, aturan yang difirmankan sang pencipta itu menjaga manusia dari aktivitas-aktivitas “yang diinginkan tapi belum waktunya (karena kerangkanya belom sah)” sehingga manusia terjaga dari perbuatan dosa.
Tapi persahabatan sangat lah baik (dengan catatan sesuai dengan aturan agama), bagaimanapun kita mesti saling sayang menyayangi secara tulus.